Jumat, 04 Desember 2009

BELAJAR ARTI HIDUP DARI GUNUNG RAUNG

BELAJAR ARTI HIDUP DARI GUNUNG RAUNG

Sore itu aku menaiki gunung kecil di barat rumahku
Gunung kecil yang dominan dihuni oleh tanaman bambu
Dan empat makam leluhurku
Kakekku, mertua kakekku, ibu dari mertua kakekku
Satu lagi makam mungil anak dari sepupuku

Terlihat gunung RAUNG di timur ujung mataku
Sejak kecil aku selalu memandangnya
Ketika malam terkalahkan oleh sinar mentari
Pun ketika sinar mentari lelah menyinari bumi

Tak ada teman atau saudara yang menyukai kebiasaanku
Memandang gunung sampai teriakan ibuku memanggilku untuk sekolah
Memandang gunung sampai teriakan ibuku memanggilku untuk mengaji
Ta’ ada bosan ta’ ada jemu
Akupun heran dengan kebiasaanku
Apalagi orang tuaku….he…..he….

Namun saat aku terharuskan pergi dari rumah
Pergi untuk mengetahui luasnya dunia
Tak terasa waktu berjalan dengan cepat
Telah 10 tahun aku tidak setiap pagi dan sore memandang gunung

Gunung itu masih seperti dulu
Seperti aku lihat pada masa kanakku
Hanya arti gunung itu yang berubah
Berubah sejalan dengan umurku

Sepintas aku menghentikan otak sejenak
Mengingat arti gunung dari sudut mata aku kecil
Gunung itu tegap
Gunung itu angkuh
Gunung itu indah
Gunung itu tinggi dan besar
Namun ketika fantasi menjelma

Gunung itu tak jauh beda dengan gunung kecil di barat ruMahku,
Terlihat dikejauhan besar
Namun tatkala kaki menginjakkan kaki pada ketinggiannya
Gunung itu kecil.
Tak ada keangkuhan, tak ada ketegapan, keindahanpun terkalahkan dengan keindahan sejauh mata memandang dari atas gunung.

Namun sejalan dengan umur bertambah
Bertambah pula arti gunung itu bagiku
memberi pengertian dalam hidup

gunung itu tinggi
seakan menentang langit
mengajari akan sebuah makna
manusia harus berani punya cita-cita
kaki boleh menginjak bumi
tapi cita-cita harus setinggi langit

gunung itu indah
namun keindahannya pupus ketika kaki menginjakkan kaki di atasnya
mengartikan sebuah makna akan ada keindahan yang melebihi keindahan2

Gunung itu mengkerucut keatas
Sebuah tanda segala sesuatu akan kembali padaNYA
Gunung itu selalu menerima apapun yang menerpanya
Namun akan menyapa ketika alam tidak seimbang.
Longsor, kebakaran, banjir bandang.

Gunung itu besar ketika terlihat dari kejauhan
Namun kebesarannya luntur ketika kaki berada pada ketinggiannya
Apakah ini yang dinamakan arti
Seorang yang besar tak ada apa-apanya ketika berada pada ke-mahaanNYA
Pada kekuasaan Tuhan

Terasa sombong tak patut
Terasa angkuh tak bisa
Terasa paling benar sendiri pun tak pantas


Akupun belajar dari gunung
Belajar tentang hidup
Hidup tergambar dari salah satu ciptaan Tuhan
Yaitu
GUNUNG


17 september 2009(di atas gunung kecil barat rumahku-jember)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan berpendapat dengan kata
karena dengan itu
kita dapat bersuara kata