Jumat, 04 Desember 2009

sang malam menertawakanku

semilir angin menghembus tulang
sepintas cahaya rembulan malu-malu dibalik tirai
cahayanya mengintip dari balik kelambu awan
serasa malunya seperti seorang desa

aku dengan ke akuan ku
sepi dalam keramaian
menundukkan hati
menyibak tirai hidup
yang seolah gelap

aku dengan ke akuan ku
mencoba menata yang seharusnya tertata
menyatukan serpihan-serpihan semangat
semangat yang perlahan terkikis atas satu nama
nama itu adalah WAKTU

waktu begitu cepat terasa di jogja
seolah diri terdekte oleh waktu
waktu dengan keangkuhannya
bergerak
bergerak tak kenal apa

aku dengan ke akuanku
menundukkan hati yang menganga
berbicara pada nurani
bukan untuk siapa-siapa...
bukan untuknya...
bukan untuk dia...
bukan untuk mereka...
tapi untuk ku
kepada nya
kepada dia
kepada mereka

aku dengan ke akuan ku
berbicara pada nurani
nurani yang terselubung oleh amarah
nurani yang terselubung oleh keinginan yang hampa.

nurani berkata
namun lebih tepatnya
MENGEJEK
atas diri
walau diri menyadari
semangat seorang manusia takkan selamanya
selamanya dalam semangat
pada titik tertentu akan mengalami fluktuasi
mengalami naik turun.
tapi diri menyadari
saat-saat tertentu diri tak bisa menerima kemunduran semangat.
untuk berkarya
untuk berbuat
untuk yang ada disekitar merasa senang
gembira, terlindungi,nyaman
dengan kehadiran diri.

tapi diri tak bisa ditolak mengatakan
semangat bersembunyi dalam waktu.
akan kah aku mencari semangat itu...?
di luar diri....?
namun kepada siapa...?
apakah kepada rembulan,...?
apakah kepada angin malam...?
apakah kepada sang bintang ...?
yang setia menemani sang rembulan..
apakah sudah saatnya ku mencari sesosok
siti khojidah yang dengan kelembutannya
menemani sang nabi Muhammad yang sok,gemetar, keluar keringat dingin,
sekaliber nabi yang terasa otak terhenti
logika tak kuasa
pikiran tak bisa berfikir
saat menerima wahyu pertama...

dengan kelembutan siti khodijah
nabi menemukan otaknya
nabi menemukan dirinya
nabi menemukan logikanya
nabi menemukan pikirannya
nabi menemukan obsesinya
nabi menemukan semangatnya

apakah sudah saatnya aku mencari sosok siti khodijah....?
apakah sudah waktunya...?
diri hanya bisa tertawa
ditemani sang malam yang mulai tergilas pagi
di temani bintang dan rembulan di atas sana
di temani angin malam yang menusuk tulang
seakan mereka berbisik.

semangat....!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan berpendapat dengan kata
karena dengan itu
kita dapat bersuara kata