Minggu, 24 Mei 2009

MERENDA AKAR HIDUP




ketika rindu pada pandang tak berbatas
pada langit yang tanpa lapas
dan pada redup sang senja yang terhempas..

hati memuja ia yang hampa
Ia yang tak tau siapa
pada ia yang sempurna rupa
namun hampa

hati menekur jejak tanpa tuan
jalan sang angan
menemu ia yang disana
yang hampa

Siapakah ia?
Iakah pengeruh tanpa rupa?
Pengacau yang entah siapa..

Lalu apa?
Ia, hampa tanpa cela
Ia, hampa yang sempurna
tanpa tahu dimana..

di lepas malam yang terhimpit pagi
tamaram tanpa purnama aku sendiri
membelalakkan mata ini

dingin nya angin menerkam tulang yang tak belulang
gelapnya cahaya menenggelamkan terang
namun aku coba mengerakkan jari dalam remang2

sungguh kata yang indah
menuangkan serpihan hatimu yang merekah
merekahnya sampai berusaha meyakikan

hidup adalah kerahasiaan
kadang terasa menyenangkan
kadang terasa menyakitkan
kadang terasa hati berenang2 dalam ruang hampa
terasa hampa sampai tak mampu nafas menghembus

hati
adalah akar
akar yang kokoh
membuat pohon kan teguh
hati adalah hati
di mana sang mutiara bertahta

hati terselubungi oleh hawa nafsu
nafsu tak bisa dihilangkan
dengan nafsu itulah derajat manusia dilebihkan oleh sang kuasa
namun dengan nafsu juga derajat manusia kan lebih rendah melebihi serendah-rendah ciptaanNYA.
masa adalah proses
menuju kedewasaan berfikir


sejenak aku teringat sebuah kisah terkenal
kisah klasik islam pencarian yang berkerakal
kisah ibrahim mencati Tuhan Yang tersumbat tebal


hampa
adalah kata yang tak bisa ditolak
ketika akal tak mampu berbicara dengan galak
bulan, matahari, ternyata bukan Tuhan yang kekal


tercerahkan
adalah keadaan kemudian
terhembus dalam qolbu sang ibrahim yang terdiam

Tuhan yang berakar
memberikan hidayah yang sebenarnya benar
dan ibrahimpun menemukan apa yang tersirat kasar.

ternyata
pencarian2 misteri hidup begitu luas
serpihan2 diri sebagian kecil trjawab dengan lugas
serpihan2 dari sebagian besar ta' terjawab ternyata oh ternyata amatlah luas


ini lah misteri ilahi
yang sejenak menindih
namun ketika mata hati di telanjangi
jiwa sadar akan saatnya tiba pasti pertanyaan kan terkuak.
seperti apa?
dimana akar hidup berada?
semua pasti kan terjawab
oleh "SANG WAKTU".
karena waktu terus berjalan
karena mentari takkan meninggalkan bumi,
itu saja.
(rangkuman puisi dari diri dan dari)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan berpendapat dengan kata
karena dengan itu
kita dapat bersuara kata